17 Juli 2011

Mr. X Dua Tahun Yang Lalu

Ini kisahku, kisah ku dua tahun yang lalu.
Saat aku membuka mata dan menginjakan kakiku di rumah putih abu ku. Aku menemukan sosok pria dewasa yang menyeret ku pada pintu kesadaran dan jalan kemenangan.
Aku yang tengah bingung saat melangkahkan kakiku di gedung tua bercat kuning dan menyapa orang-orang baru di lingkup pendidikan ku. Membuatku mencoba memahami arti sebuah perjalanan, perjuangan, dan persahabatan diatasnya.
Banyak hal baru yang terjadi di lembaran kertas baru ku,  yang tidak aku dapatkan di putih biru ku dulu. Seperti, teman yang tak sepaham, perjuangan mendapatkan posisi terbaik di bangku kelas, terjangan-terjangan badai yang menjerumuskan ku pada jurang kesesatan dan persimpangan, harapan yang pudar, mimpi yang tak terlaksana, harapan yang tak berbuah, dan lain sebagainya memberikan ku motivasi dan pelajaran.
Itu tentu sebuah pengalaman, yang tidak di dapat pada sebuah pelajaran umumnya. Seperti Kimia, Fisika, Biologi, Ekonomi, Geografi, penglaman adalah ilmu dari diri sendiri. Hingga kedatangannya menjadikan motivasi untuk hidup menjadi lebih baik.
Saat ratapan kesedihan bergundah-gelana di benak-benak otakku, hadirlah ia.
Sang Mr. X yang terus membimbingku menggantikan posisi kedua orangtua ku yang lebih aku cintai.
Ia menjaga dan memahami ku sebagai ayah di rumah putih abu ku, ia super hero.
Ditengah keterpurukan dan kebingunganku ia muncul dan meluruskan jalanku, dari jalan yang bengkok lagi menyimpang, hingga sampai saat ini aku tak pernah menemukan jalan buntu untuk meneruskan hidupku. Tak pernah habis untuk selalu berjuang dan mewujudkan apa yang aku mimpikan.

"Cobalah mengistiqamahkan tujuan hidup, bertawakal dan berdo'a." Pesan terakhirnya sebelum aku beranjak ke tingkat kelas yang lebih tinggi. Karena kini ku tak menemuinya lagi pada kelas baru ku.
Aku kini bergelut dengan usahaku sambil membawa bekal wejangan darinya. Saat aku belok arah, aku buka bekal darinya, bahwasanya aku harus tetap lurus, baru aku sampai finish.

Meski memang tak dapat dihindari, dimanapun, kapanpun, jalan-jalan yang berkelak-kelok itu ada dan selalu ada. Tapi, aku, aku sang pemimpi terus berjalan dan mewujudkan mimpiku.
Tiada hari tanpa  kesalahan. Selalu terjadi padaku. Dan kesalahannya memang bertingkat, kadang berada pada level tinggi dan level dasar. Tergantung aku menyikapinya, dan memperbaiki kesalahanku, agar kelak tak terjadi lagi dan lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
Sungguh, hidup ini selalu mengandung hikmah yang istimewa jika kita pandai menyimpulkan dan mengambil hikmah tersebut.
^_^ cheer ur self .. .

Tidak ada komentar: